Tidak semua karya grafis mampu memenuhi unsur-unsur estetika secara penuh. Namun demikian desainer pasti selalu ingin tampil khas didalam merancang, termasuk dalam menggunakan pendekatan-pendekatan estetis. Unsur fungsi semata kurang berarti tanpa unsur keindahan. Desainer harus memperhatikan elemen-elemen grafis dan prinsip-prinsip desain. Seperti telah disebutkan bahwa estetika juga menyangkut komposisi sebagai satu kesatuan yang menarik, nikmat untuk dipandang, tidak berlebihan, dan memberikan kesan. Apa yang dikomposisikan adalah elemen-elemen desain mengikuti prinsip-prinsip desain tertentu secara terarah.
Menurut A.M. Djelantik, unsur-unsur dari estetika ada tiga yaitu :
- Wujud/rupa (appereance)
Menyangkut bentuk (unsur yang mendasar) dan susunan atau struktur.
- Bobot/isi (content/substance)
Menyangkut apa yang dilihat dan dirasakan sebagai makna dari wujud, seperti suasana (mood), gagasan (idea) dan ibarat/pesan.
- Penampilan/penyajian (presentation)
Menyangkut cara penyajian karya kepada pemerhati atau penikmat. Penampilan sangat dipengaruhi oleh bakat (talent), keterampilan (skill), dan sarana/media (medium).
Rekayasa estetik dalam grafis komunikasi adalah teknik pengungkapan estetika terapan melalui proses belajar dan proses kreatif. Dalam pelaksanaannya rekayasa estetik melalui proses panjang mulai dari tahap desain pada proses pengerjaannya sampai produk jadi. John Wistrand berpendapat bahwa desain harus merupakan desain keseluruhan yang melihat pada proyek atau produk dan mencoba menganalisanya sepenuhnya.
Desainer merancang grafis komunikasi yang menjadi sebuah alat komunikasi yang berguna dan tidak hanya menentukan penampilan saja. Kesan pertama adalah kepentingan yang harus dipertimbangkan berbagai bidang sehingga menjadi lebih baik dan benar-benar berguna. Sebelum berpikir masalah materi atau unsur desain, seorang desainer perlu menentukan tema grafis komunikasi yang akan dikerjakan yang sesuai dengan maksud dan tujuan pada konsepnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar